Rabu, 11 Juni 2014

TUGAS 5, BAHASA INDONESIA 2


SENI DAN TRADISI BUDAYA BETAWI
Orang Betawi bercakap dalam bahasa Melayu, mereka menyebut dirinya sebagai orang Betawi atau orang selam. Komunitas Betawi , diurus oleh empat Kumendan (comandant), seorang hooefdjaksa, empat orang ajun-jaksa, dan dua belas ajudan.  Dibawah ajudan ada Bek, atau Wijkmeester (kepala kampung). Tuan Bek dibantu seorang Tuwide, dan dua orang serean.
Mereka yang berpangkat ajudan ke atas sehari-harinya mengenakan celana dan baju laken, kain sarungnya dilipat keatas setinggi lutut, dan bersepatu. Bajunya pada bagian leher dan lengan diberi pelisir renda. Lebar sempitnya renda mengindifikasi tinggi rendahnya pangkat yang bersnagkutan. Mengenakan ikat kepala (setangan, RS) yang disebut  bungkus kul, tetapi tidak mengenakan keris.  Tuan Bek , dan bawahannya, mengenakan celana panjang, sarung dilipat ke atas sampai lutut. Memakai ikat pinggang lebar. Bajunya berpotongan setengah jas, ikat kepala bergaya  bungkus kul, tidak bersepatu, tapi memakai ceripu, dan juga membawa keris. Ciri khas Tuan Bek adalah memakai arloji rantai.
Wanita Betawi berpakaian seperti Nyai, kainnya sarung sutera, memakai pending, tidak memakai kemben-selendang penutup dada. Berkebaya besar kedombrongan yang dilengkapi peniti, dan memakai subang kerabu. Rambut disanggul gaya ekor bebek, atau ekor udang, dengan tusuk konde. Yang kaya mengenakan selop berbenang emas, atau berbunga-bunga. 
Ngarak Penagnten
Mempelai laki-laki berjubah dan bersorban seperti khatib Jum’at, dan di tambah dengan aksesori. Jubah dan sorbannya berenda, selendang sutera berbunga-bunga dililit dileher, dan masih lagi berkalung bunga. Mengenakan celana dibuat dari batik, atau sutera yang dihiasi benang emas. Penganten laki-laki menunggang kuda kecil dan  jinak yang dituntun. Jenis kuda tunggangnya sama dengan kuda Hela Kahar (semacam sado).
Perempuannya didandani seperti penganten Cina. Memakai gelang, kalung, anting-anting, dan kelat-bau (sejenis gelang yang dikenakan di bahu, serta sumping aksesoris terbuat dari kulit atau karton yang dilekatkan di daun telinga). Penganten perempuan duduk di atas tandu  berbentuk mesjid yang dipanggul empat orang.


Formasi prosesi adalah sebagai berikut:
1.      Unit pertama adalah sepasang ondel-ondel.
2.      Unit kedua barisan remaja pesilat berseragam membawa senjata Cina yang bernama toya.
3.      Unit ketiga adalah barisan santri yang menabuh rebana sambil membaca selawat.
4.      Unit keempat adalah penganten pria.
5.      Unit kelima adalah regu musik tanjidor.
6.      Unit keenam adalah kelompok musik tradisional Betawi dengan instrumen gendang, ketipung, kempul, gong, dan kenong.
7.      Unit ketujuhh adalah penganten perempuan.
8.      Unit kedelapan adalah pengiring penganten perempuan, atau dalam bahasa Betawi disebut pengejek. Jika arak-arakan sudah kembali pulang , mereka duduk bersanding  di puade, yaitu kursi yang berhiass bunga-bunga kertas.
Nilai falsafi yang terkandung dalam formasi prosesi penganten adalah, penempatan. Ondel-ondel  berfungsi sebagai penyapu ranjau makhluk halus yang  mungkin akan mengganggu upacara. Dalam weltanschuung orang Betawi, ada susunan kekuatan supra natural, yang disimbolisasi pada keberadaan makhluk halus, yang mempengaruhi kehidupan manusia. Orang Betawi tidak mempercayai bahwa sesuatu benda itu mengandung kekuatan gaib. Tapi mereka yakin bahwa kekuatan supra natural itu ada dan perlu diajak berdamai agar tidak mengganggu.
Orang betawi tidak semua yakin bahwa dalam benda-benda tertentu seperti keris, batu cincin, dan jimat itu ada mananya. Itulah sebabnya orang betawi tidak punya keris. Mereka ada yng menyukai batu cincin sekedar untuk aksesori saja, dan disukai  adalah batu akik hitam yang besarnya seperti telur burung. Bendda sejenis  batu cincin tidak dianggap bertuah, padanan kata tuahtidak ada dalam bahasa Betawi.istilah Betawi yang menyerupai ‘tuah’ adalah ‘wisit’, membawa kemujuran, dan ‘asian’ dapat disamakan dengan awet.
Senjata untuk membela diri menurut cara Betawi adalah :
1.      Pisau Serut/ piso raut yang cara membawanya bergaya Hadramaut yaitu disisipkan di perut.
2.      Golok
3.      Toya
4.      Cukin, yaitu sepotong kain yang mempunyai multi-guna. Cukindipakainya dengan dililitkan dipinggang, atau diselempangkan dileher. Cukin berfungsi untuk alas shalat, menguatkan gigi dengan cara menggigit cukin yang basah, menarik golok , yaitu menyambar golok dari tangan lawan, dan terakhir untuk ikat pinggang.

Benyamin dalam perspektif kebudayaan Betawi
Memperingati Benyamin Su’eb, berarti mengenang seorang seniman Betawi dengan bobot Nasional, bahkan regional. Karena nama penyanyi, pelawak, bintang film dan sinetron ini juga dikenal dinegara jiran malaysia dan Brunei. Melejitnya Benyamin dalam blantika hiburan Indonesia tidak Cuma  didukung oleh bakatnya yang cemerlang dalam seni vokal dan acting. Tetapi kemampuannya yang mencengangkan dalam memberi warna Betawi dalam ekspresi seninya justru merupakan kata kunci keberhasilan Benyamin.
Ciri budaya Betawi  yang paling menonjl adalah humornya yang spontan dengan menggunakan metapora yang mengandung kejutan serta gaya penuturan yang tidak membosankan. Artikulasi huor yang khas itu berangkat dari tradisi ‘ngerahul’, yaitu kebiasaan anak-anak Betawi untuk membuat kisah-kisah jenaka yang dituturkan dilingkungan kerabat sekedar untuk mengahalau kejenuhan. Dalam humor Betawi versi tukang cerita Haji Ja’it, atau cerita kocak Firman Muntaco, atau syair lagu Benyamin. Ada kesan iseng, tapi keisengan yang menghibur.
Kesimpulan
Kebudayaan Betawi makin luas  melebihi wilayah administrasinya. Dan orang Betawi itu merupakan inti masyarakat Jakarta, sebagaimana dikatakan oleh Presiden Soeharto. Bagi masyarakat luas, sifat yang paling menonjol dari orang Betawi adalah seleranya yang tinggi terhadap humor. Boleh dikatakan, tidak ada orang Betawi, baik tua maupun muda,  baik perempuan maupun laki-laki, yang tidak dapat melucu. Bias-bias humor itu terasa pada setiap bentuk komunikasi orang Betawi, sekalipun dalam memberi nasehat yang mestinya 100% serius.
Pantun dibawah ini berisi nasehat agar anak-anak, atau siapapun, tidak kentut sembarangan , maka nasehat berpantun nasehat itupun tidak luput dari nuasa kocak. Begini bunyinya.
Dang-dang tut
Akar galang-galing
Siape nyang kentut
Ditembak raja maling
Demikianlah sifat koocak orang Betawi. Kelucuan itu membangun optimisme dalam menghadapi kehidupan. Kelucuan itu suatu bumbu, bukan karakter.

TUGAS 4, BAHASA INDONESIA


KITA ADALAH PEMILIK SAH REPUBLIK INI
Karya : Taufiq Ismail


Tidak ada pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus
Karena berhenti atau mundur
Berarti hancur
Apakah akan kita jual keyakinan kita
Dalam pengabdian tanpa harga
Akan maukah kita duduk satu meja
Dengan para pembunuh tahun yang lalu
Dalam setiap kalimat yang berakhiran
"Duli Tuanku ?"

Tidak ada lagi pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus
Kita adalah manusia bermata sayu, yang di tepi jalan
Mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh
Kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara
Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama
Dan bertanya-tanya inikah yang namanya merdeka
Kita yang tidak punya kepentingan dengan seribu slogan
Dan seribu pengeras suara yang hampa suara
Tidak ada lagi pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus.

1966


http://www.youtube.com/watch?v=BxMK5I9V-l4&feature=youtu.be