Senin, 31 Maret 2014

TUGAS 2, BAHASA INDONESIA 2

Dana Kartu Jakarta Pintar Rawan Di-tilep
Indonesian Corruption Watch (ICW) menemukan adanya penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang tidak memegang buku rekening dana KJP. Buku rekening dan PIN hanya diketahui guru dan komite sekolah.

Peneliti ICW Bidang Monitoring Pelayanan Publik, Siti Juliantari, mengatakan hal itu tentu bermasalah karena seharusnya buku rekening dan PIN dipegang orang tua murid dan digunakan saat pencairan dana KJP.

"Ini memicu adanya pungli dari pihak tertentu karena mengetahui buku dan PIN rekening tersebut," kata dia, di Jakarta, Senin (31/3/2014).

Terlebih, lanjut Siti, tidak ada kejelasan mengenai waktu pencairan dana dari Pemprov DKI semakin memperbesar peluang penyalahgunaan dana KJP oleh oknum tertentu.

"Pencairan dana enggak jelas apa setiap tiga bulan, tanggal berapa. Kantidak ada sosialisasi mengenai itu," terangnya.

Dalam kesempatan yang sama, Koordinator Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK), Eni, menilai selain itu, siswa penerima KJP kesulitan menerima dana karena ruwetnya birokrasi.

"Kurang transparansi, tidak ada sosialisasi, dan informasi. Sulit dapat dana KJP itu, harus lewat RT, RW, kecamatan kemudian membeli materai. Itu pun tidak hanya sekali tetapi harus beberapa kali," jelasnya.
Anggota Koalisi Pendidikan, Jimmy Paat, menilai program Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang digagas Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, berangkat dari asumsi yang keliru. Pasalnya, data yang dipegang pemerintah berbeda dengan data di lapangan.

"Mereka juga berasumsi guru-guru bisa membantu meningkatkan pendidikan, tapi asumsi itu salah karena kenyataannya di lapangan dana KJP dipotong sekolah. KJP berangkat dari asumsi yang keliru," kata  Jimmy, di Cikini, Jakarta, Senin (31/3/2014).

Jimmy menjelaskan, KJP telah mereduksi seluruh kebutuhan pendidikan menjadi empat kebutuhan seperti transportasi sekolah, buku, seragam, juga tambahan makan minum.

"Ini juga salah asumsinya, karena kebutuhannya tidak hanya itu. Hampir Rp1 triliun anggaran KJP ini hanya terbuang karena program ini asumsinya keliru,"  jelas Jimmy.

Lebih lanjut, Jimmy mengharapkan, Pemprov DKI bisa segera membuatsistem pendidikan yang lebih baik lagi.

"Kami memang mendorong untuk membantu orang miskin mendapatkan akses pendidikan, tapi harus dipikirkan model dan bentuk program karena KJP salah arah," tukasnya. (trk)
SUMBER :

http://jakarta.okezone.com/

TUGAS 1, BAHASA INDONESIA 2


1.      Jelaskan konsep “penalaran” menurut anda !
Konsep penalaran adalah aktivitas pikiran yang abstrak, Simbol yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran  akan berupa argumen. 
2.      Bagaimana wujud dari evidensi !
Pada hakikatnya evidensi adalah semua yang ada semua kesaksian,semua informasi,atau autoritas yang dihubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran, fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh dicampur adukan dengan apa yang di kenal sebagai pernyataan atau penegasan. Dalam wujud yang paling rendah. Evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang di maksud dengan data atau informasi adlah bahan keterangan yang di peroleh dari suatu sumber tertentu.
·         Fakta Evidensi merupakan semua fakta yang ada yang dihubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran, Fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh digabung dengan apa yang dikenal sebagai pernyataan atau penegasan.
·         Data evidensi Dalam wujud yang paling rendah evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang dimaksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang diperoleh dari suatu sumber tertentu.
3.      Jelaskan dan berikan contoh cara menguji  data dan cara menguji  fakta  dan cara menilai autoritas !
Cara menguji data, fakta dan autoritas
Cara menguji data
Data dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi. Dibawah ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian tersebut.
1. Observasi
2. Kesaksian
3. Autoritas
v  Cara menguji fakta
Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilaian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakitan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil.
1. Konsistensi
2. Koherensi
v  Cara menguji autoritas
Seorang penulis yang objektif selalu menghidari semua desas-desus atau kesaksian dari tangan kedua. Penulis yang baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data eksperimental.
1. Tidak mengandung prasangka
2. Pengalaman dan pendidikan autoritas
3. Kemashuran dan prestise
4.         Jelaskan perbedaan silogisme kategorial, silogisme hipotesis, dan silogisme alternatif!         Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor.
Silogisme kategorial terjadi dari tiga proposisi, yaitu:
Premis umum : Premis Mayor (My)
Premis khusus :Premis Minor (Mn)
Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.
Silogisme Hipotesis
Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
Konditional hipotesis yaitu, bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen
Silogisme Alternatif
Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
5.      Sebutkan jenis-jenis cara berfikir induktif !
Berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.
Jenis-jenis berfikir induktif :
Ø  Generalisasi adalah penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data. Jumlah data atau peristiwa khusus yang dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili.
Ø  Analogi
Pemikiran ini berangkat dari suatu kejadian khusus ke suatu kejadian khususnya lainnya, dan menyimpulkan bahwa apa yang benar pada yang satu juga akan benar pada yang lain.
Ø  Hubungan Kausalitas
Berupa sebab sampai kepada kesimpulan yang merupakan akibat atau sebaliknya. Pada umumnya hubungan sebab akibat dapat berlangsungdalam tiga pola, yaitu sebab ke akibat, akibat ke sebab, dan akibat ke akibat. Namun, pola yang umum dipakai adalah sebab ke akibat dan akibat ke sebab.